Saturday, April 23, 2011

Fenomena Bieber

Awalnya sih nggak mau komentar apa-apa soal Bieber ini. Nggak tertarik. Mau Bieber dateng ke Indonesia juga nggak peduli. Segala cerita yang mengawal kedatangannya ke sini juga nggak gue pikirin. Ternyata sensasi dia nggak bisa dihindari. Kehadiran Bieber di sini nggak bisa dianggap enteng. Sejak dia belom sampai aja banyak yang bilang tiketnya ludes dalam waktu singkat. Padahal harganya mahal bukan? Sekarang begitu dia dateng, reaksi orang-orang juga gila-gilaan: rela berjubel dikempit dan digencet di tengah kerumunan selama berjam-jam demi nonton ABG tereksis abad ini.

Yang bikin tiba-tiba mulai mikirin fenomena Bieber ini gara-gara TV ramai-ramai meliput persiapan konser Bieber. Sampai gue ngepos ini, masih nggak habis pikir. Kok bisa-bisanya semua orang, semua pihak, semua media heboh karena Bieber ke Indonesia. Di media sosial Twitter, ada aja tweet yang ngomongin Bieber. Ada yang kecewa karena gak bisa nonton Bieber, dan ngadu ke Twitter. Di TV, breaking news aja tentang dia. Mulai dari dia sampai, situasi tempat konser sebelum mulai, dll. Pasti di acara gosip (tebakan aja, karena nggak nonton) udah ngomongin kedatangan Bieber sejak lama. Kalo yang dateng Michael Jackson masih masuk di kepala gue. Tapi ini Bieber? Gue yang kuper atau rotasi bumi tambah cepat? Seakan-akan dunia ini melesat ninggalin gue yang masih terheran-heran kenapa Bieber bisa begitu “dipuja”.

Sumpah, sampai pos ini naik, masih belom ngerti kenapa Bieber bisa segini eksisnya.

Kalo yang konser bocah, yang nonton... bocah? Maaf-maaf, gue nggak terlalu ngikutin. Tapi betul kan yang dateng nonton konser dia rata-rata bocah ABG? Bayangin, ada seorang bapak. Dia lagi santai baca koran sambil minum kopi. Tiba-tiba gadis kecilnya nyamperin si bapak, ngajak nonton Bieber. Kalo anaknya merengek minta nonton, sampe frustrasi gara-gara belom beli tiket? Apa bapaknya nggak ketar-ketir tuh. Hehe.. Eh, gimana nasibnya anak-anak yang nggak bisa nonton langsung karena nggak bisa afford tiketnya ya? Apa mungkin sekarang mereka lagi nangis di kamar?

Awalnya gue nggak mau pusing mikirin Bieber, nggak mau komentar apa-apa, biarin aja, let it be. Tapi ke-edan-an dia ternyata menarik perhatian juga. Hmm..

Saturday, April 16, 2011

Pejabat sama Mahasiswa Sama Aja



Kelakuannya sama, tapi levelnya beda.

Hehe, sambil mengkritik, kalo emang berkenan bisa sambil introspeksi bareng2 nih ceritanya.

Sori kalo gak suka.

Monday, January 24, 2011

Peraturan itu Ada untuk Diakali

Pepatah lama mengatakan peraturan itu ada untuk ditaati. Maksudnya baik, supaya masyarakat teratur. Seringkali ungkapan ini diplesetkan jadi peraturan itu ada untuk dilanggar. Munculnya ungkapan kedua sebagai cerminan bahwa masih ada pihak yang nggak bisa menaati peraturan. Ungkapan pertama nggak mutlak, karena ada aja orang yang melanggar peraturan. Ungkapan kedua juga nggak sepenuhnya benar. Kalau melanggar peraturan lalu dihukum kan malah rugi sendiri. Jadi ungkapan yang rasa-rasanya cocok adalah “peraturan itu ada untuk diakali.”

Kalau diamati, berapa kali sih kita lihat di koran atau TV, ada koruptor diadili tapi hukumannya ringan, atau malah bebas. Bang Gayus misalnya, untuk vonis pertama berupa hukum pidana tujuh tahun saja menurut hakim sudah layak. Masih orang yang sama. Kok bisa-bisanya pergi keluar dari penjara berkali-kali sampai nonton pertandingan tenis di Bali. Terus sempet ke Singapura segala. Arthalyta Suryani, atau mbak Ayin mendekor selnya bak apartemen pribadi. Kulkas, TV, AC, semua ada. Kos-kosan mahasiswa jelas kalah mewah. Kalo hal ini nggak dibuka ke publik, bang Gayus mungkin sempet naik haji dan mbak Ayin buka kos-kosan di penjara. Sekarang yang bikin kontras. Mpok Minah yang bukan siapa-siapa diancam pidana penjara gara-gara mencuri tiga butir kakao. Percaya?

Makanya, ungkapan yang cocok adalah peraturan itu ada untuk diakali. Selama nggak ketahuan ya nggak bersalah.

Tuesday, January 18, 2011

Souchaku Henshin Series: Kamen Rider Zolda

Hi all. I'm back with another action figure gallery. It's been a while since the last photo session. Nothing came up in my mind, so there was no new thing to say, haha!


What I post this time is the action figure of Kamen Rider Zolda. Well, it's a gift. Kamen Rider Zolda is a character who shows up in Kamen Rider Ryuuki TV Show. He is one of the 13 riders in the series. The show concept is rather controversial. In spite of fighting different monster each week, Kamen Rider Ryuuki offers 'rider battle' concept which makes every rider fight each other. The battle of the riders is the unique point in the series. Thus, because there will be good riders, there are evil riders as well.

Monday, January 17, 2011

Happy New Year 2011! (telat)

Hai semua! Post pertama di tahun 2011 nih, hehe. Gue nyoba buat ngepos lagi di blog ini, biar nggak kering lah isinya. Tapi bingung harus ngomong apa. Pingin post ini, bingung harus mulai dari mana. Pingin post foto2, belom ada foto lagi. Duh!

Tapi, seenggaknya udah nyoba ngepost lagi meski isinya nggak seberapa.

Ada beberapa perubahan yang gue lakuin ke blog ini. Akhirnya gue tau cara bikin "read more," supaya halamannya nggak penuh sama satu post aja (kemana aja, Mas!). Terus gue juga mau edit post2 lama. Kalo diliat lagi ke belakang, malu juga baca tulisan sendiri, hehe..

Perubahan paling besar, blog ini ganti alamat!

renosekai.blogspot.com udah nggak ada lagi. Sekarang Nama blog ini berubah jadi www.resdimension.blogspot.com dengan alasan supaya lebih simpel dan kedengeran lebih enak. Setelah dapet pencerahan, akhirnya diputusin untuk pakai kata 'dimension' untuk gantiin kata 'sekai,' bahasa jepang buat 'Dunia.'

Yaa, namanya juga blog sendiri. Bikin dunia sendiri. Isinya juga suka-suka yang punya. Sebutan 'dunia sendiri' emang cocok buat ngegambarin gimana blog bisa jadi perwujudan dari apa yang seseorang pikirin di kepalanya. Ya pikiran dia sendiri.

Ah, akhirnya bikin post baru juga!